Rabu, 27 Maret 2013

Alam Kubur (Barzakh)

(Image from Google)
Saat seseorang telah mengalami kematian, yakni berpisahnya ruh dari tubuhnya, maka ia akan berada di alam kubur (barzakh). Dan alam kubur adalah salah satu fase yang harus dialami setiap ruh manusia. 

Sayid Sabiq dalam Al-Aqaidul Islamiyah menyatakan bahwa alam kubur adalah lebih luas daripada alam dunia. Perbandingan antara alam barzakh dengan alam dunia sekarang ini adalah sebagaimana perbandingan antara alam dunia sekarang ini dengan alam kandungan ibu.

Selama seseorang berada dalam alam kubur, maka ia akan merasakan berbagai macam ikhwal kubur. Mulai dari pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir, sampai pada siksa dan kenikmatan kubur. Maka benarlah kalau dikatakan bahwa kubur itu akan menjadi suatu pertamanan dari pertamanan-pertamanan surga, atau suatu lubang dari lubang-lubang neraka. Jika seseorang bisa selamat dari siksa kubur, maka kehidupan berikutnya akan lebih mudah baginya. 

Al-Ghazzali dalam Ihya Ulumuddin menyatakan bahwa kubur dapat berkata kepada si mayit. Rasulullah bersabda: Kubur itu berkata kepada si mayit ketika mayat itu dimasukkan ke dalamnya: ‘Kasihan engkau wahai anak Adam! Apakah yang memperdayakan engkau dengan aku? Apakah engkau tidak tahu, bahwa aku ini rumah fitnah, rumah gelap, rumah terpencil, dan rumah ulat? Apakah yang memperdayakan engkau dengan aku, karena engkau melewati aku dengan sikap fadz-dzadz, yakni maju selangkah dan mundur selangkah (sikap ragu-ragu)’.

Dari  Abdullah bin Ubaid bin Umair. Rasulullah bersabda: Bahwasanya mayat itu duduk dan ia mendengar langkah pengunjungnya. Maka tiada sesuatu yang berkata kepada mayat selain kuburnya yang berbicara: ‘Kasihan engkau wahai anak Adam! Bukankah engkau telah diperingatkan tentang aku, sempitku, huru-haraku dan ulatku? Maka apakah yang anda persiapkan untukku?’

Ya, apakah yang telah kita persiapkan untuk tinggal di alam kubur nanti? Apakah kubur kita nanti akan berupa suatu pertamanan dari pertamanan-pertamanan surga? Ataukah suatu lubang dari lubang-lubang neraka?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar