Minggu, 24 Mei 2015

Yang Perlu Diketahui Tentang Cerebral Palsy



Dalam Perda DIY No. 4 Tahun 2012 tentang Perlindungan dan Pemenuhan Hak-hak Penyandang Disabilitas, disebutkan bahwa Cerebral Palsy merupakan salah satu jenis disabilitas. Ya, Cerebral Palsy atau sering disebut lumpuh otak (spastic paralysis, spastic hemiplegia, spastic diplegia, spastic quadriplegia) adalah jenis disabilitas, bukan penyakit sehingga tidak dapat disembuhkan. Namun dengan didikan, dukungan keluarga, terapi dan penggunaan alat bantu yang tepat, orang dengan Cerebral Palsy dapat menjalani hidup dengan normal dan produktif.

Cerebral palsy (CP) berasal dari kata Cerebrum (otak) dan palsy (kelumpuhan). Jadi, cerebral palsy adalah kelumpuhan/cedera/kerusakan pada otak yang berpengaruh pada organ gerak tubuh dan koordinasi otot. Akibatnya fungsi otak dan jaringan saraf yang mengendalikan gerakan, laju belajar, pendengaran, penglihatan, kemampuan berpikir menjadi terganggu.

Secara umum Cerebral Palsy dikelompokkan dalam empat jenis yaitu:
  • Spastik (tipe kaku-kaku). Jenis ini adalah jenis yang paling sering muncul.
  • Atetoid terjadi dimana yang bersangkutan tidak bisa mengontrol gerak ototnya. Biasanya mereka punya gerakan atau posisi tubuh yang tidak biasa.
  • Kombinasi adalah campuran spastic dan athetoid.
  • Hipotonis terjadi pada anak-anak dengan otot-otot yang sangat lemah sehingga seluruh tubuh selalu terkulai. Biasanya berkembang menjadi spastic atau athetoid.

Penyebab Cerebral Palsy

1. Saat dalam kandungan :

  • Ibu menderita infeksi atau penyakit (misalnya infeksi sypilis, rubella, toxo, typhus abdominalis, herpes) sehingga menyerang otak bayi dalam kandungan 
  • Kondisi kandungan yang kurang bagus yang menyebabkan peredaran darah dan pasokan oksigen bayi terganggu, seperti tali pusat tertekan atau melilit leher
  •  Ganggunan perkembangan dan pertumbuhan janin, bisa karena faktok genetik, kehamilan kembar, atau penyakit
  •  Kandungan terkena radiasi, dimana radiasi langsung dapat mempengaruhi sistem syaraf pusat sehingga struktur dan fungsi terganggu.
  • Rh bayi tidak sama dengan ibunya, Perbedaan Rh ibu dan bayi bisa mengakibatkan adanya penolakan yang menyebabkan kelainan metabolisme ibu-bayi
  • Ibu mengalami trauma (kecelakaan/benturan) yang dapat mengakibatkan terganggunya pembentukan sistem syaraf pusat. . 
  • Ibu dan janin yang pernah terkena pajanan logam merkuri, Bayi yang memiliki ibu dengan gangguan kelenjar tiroid, Ibu yang mengalami kekurangan iodium


2. Saat proses melahirkan:

  • Kelahiran yang terlalu dipaksa, dimana tekanan yang cukup kuat pada kepala bayi dapat mengakibatkan rusaknya jaringan syaraf otak
  • Kelahiran yang prematur, dimana secara organis tubuhnya belum matang sehingga fisiologisnya mengalami kelainan dan bayi rentan terkena infeksi atau penyakit yang dapat merusak system saraf bayi
  • Infeksi persalinan
  • Janin terlalu lama dalam kandungan sehingga sudah terjadi pengerutan placenta dan perubahan warna ketuban
  • Asphyxia//Hypoxia (kekurangan oksigen pada otak) yang dapat menyebabkan terganggunya system metabolisme dalam otak bayi dan mengakibatkan jaringan syaraf pusat mengalami kerusakan. 
Asphyxia/Hipoxia (kekurangan oksigen pada otak) bisa disebabkan oleh: 

  • Pemakaian anestesi yang berlebihan pada ibu saat dioperasi
  • Tekanan darah ibu yang terlalu rendah
  • Pemisahan plasenta dari uterus yang terlalu cepat (placental abruption) 
  • Bayi tidak menangis saat lahir 
  • Proses kelahiran yang terlalu lama
  • Bayi mengalami kelainan pernafasan


3. Setelah bayi lahir:

  • Kadar bilirubin yang tinggi dalam darah
  • Pukulan atau benturan pada kepala yang cukup keras dapat secara langsung merusak otak bayi
  • Infeksi penyakit yang menyerang otak (misalnya meningitis, encephalitis, influenza yang akut)
  • Panas tinggi disertai kejang-kejang bisa berakibat pada kerusakan sel syarat otak
  • Penyakit typoid atau diphteri yang kemungkinan dapat mengakibatkan kekurangan oksigen dalam darah (anoxia) sehingga mempengaruhi metabolisme tubuh, seluruhnya atau bagian tertentu atau jaringan otot tertentu.
  • Keracunan, misalnya banyak menghirup karbonmonoksida.
  • Tercekik atau tersedak berat yang menyebabkan pasokan oksigen ke otak berkurang
  • Tumor otak.

Gejala
Gejala lumpuh otak sudah bisa diketahui saat bayi berusia 3-6 bulan, yakni saat bayi mengalami keterlambatan perkembangan.
Ciri umum dari anak lumpuh otak adalah:
  • Perkembangan motorik yang lambat.
  • Refleks menggenggam hilang saat bayi berusia 3 bulan
  • Bayi yang berjalan jinjit atau merangkak dengan satu kaki diseret.
Untuk itu sangat penting  untuk melakukan deteksi dini untuk mencegah atau setidaknya meminimalisir kedisabilitasan.

Sumber: Wikipedia, rumahcerebralpalsy[dot]blogspot, sumber lain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar