Saat seseorang telah mengalami kematian, yakni berpisahnya
ruh dari tubuhnya, maka ia akan berada di alam kubur (barzakh). Dan alam kubur
adalah salah satu fase yang harus dialami setiap ruh manusia.
Sayid Sabiq dalam Al-Aqaidul Islamiyah menyatakan bahwa alam
kubur adalah lebih luas daripada alam dunia. Perbandingan antara alam barzakh
dengan alam dunia sekarang ini adalah sebagaimana perbandingan antara alam
dunia sekarang ini dengan alam kandungan ibu.
Selama seseorang berada dalam alam kubur, maka ia akan
merasakan berbagai macam ikhwal kubur. Mulai dari pertanyaan Malaikat Munkar
dan Nakir, sampai pada siksa dan kenikmatan kubur. Maka benarlah kalau dikatakan
bahwa kubur itu akan menjadi suatu pertamanan dari pertamanan-pertamanan surga,
atau suatu lubang dari lubang-lubang neraka. Jika seseorang bisa selamat dari
siksa kubur, maka kehidupan berikutnya akan lebih mudah baginya.
Al-Ghazzali dalam Ihya Ulumuddin menyatakan bahwa kubur
dapat berkata kepada si mayit. Rasulullah bersabda: Kubur itu berkata kepada si
mayit ketika mayat itu dimasukkan ke dalamnya: ‘Kasihan engkau wahai anak Adam!
Apakah yang memperdayakan engkau dengan aku? Apakah engkau tidak tahu, bahwa
aku ini rumah fitnah, rumah gelap, rumah terpencil, dan rumah ulat? Apakah yang
memperdayakan engkau dengan aku, karena engkau melewati aku dengan sikap
fadz-dzadz, yakni maju selangkah dan mundur selangkah (sikap ragu-ragu)’.
Dari Abdullah bin
Ubaid bin Umair. Rasulullah bersabda: Bahwasanya mayat itu duduk dan ia mendengar
langkah pengunjungnya. Maka tiada sesuatu yang berkata kepada mayat selain
kuburnya yang berbicara: ‘Kasihan engkau wahai anak Adam! Bukankah engkau telah
diperingatkan tentang aku, sempitku, huru-haraku dan ulatku? Maka apakah yang
anda persiapkan untukku?’
Ya, apakah yang telah kita persiapkan untuk tinggal di alam
kubur nanti? Apakah kubur kita nanti akan berupa suatu pertamanan dari pertamanan-pertamanan surga? Ataukah suatu lubang dari lubang-lubang neraka?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar