Inilah yang kami temui saat beberapa waktu lalu bersama CIQAL mengadakan Training Monitoring Implementasi SDGs Berperspektif Disabilitas Tentang Infrastruktur di Kabupaten Bantul. Training tersebut dilakukan secara online, via Zoom. Diikuti beberapa penyandang disabilitas (difabel) di Kabupaten Bantul.
Pada saat sebelum acara dimulai, diketahui bahwa hanya sedikit yang sudah tahu tentang aplikasi Zoom dan hanya sedikit yang pernah melakukan meeting online. Oleh karena itu, sehari sebelumnya, kami ajak teman-teman untuk melakukan uji coba dengan terlebih dahulu melakukan download aplikasi. Uji coba tersebut dimaksudkan agar teman-teman difabel cukup memahami apa yang perlu mereka lakukan saat meeting berlangsung nantinya. Termasuk agar mereka familier dengan fitur-fitur dari Zoom itu sendiri.
Dari hasil uji coba tersebut, meski ada berhasil, namun juga ada yang gagal melakukan download. Tampaknya karena RAM kecil. Lalu ada yang berhasil download, tapi kesulitan saat melakukan koneksi; tampaknya faktor koneksi internet di tempat tinggalnya.
Memang, sejauh yang saya ketahui, banyak dari teman-teman difabel yang androidnya tidak memiliki spek yang cukup untuk bisa mengikuti meeting online. Bagi mereka sudah cukup jika androidnya bisa digunakan untuk WhatsApp dan Facebook. Jadi kebanyakan mereka tidak terlalu memusingkan soal RAM dan sistem android pada handphone mereka.
Belum lagi soal koneksi internet, banyak dari mereka tinggal di daerah yang koneksi internetnya tidak terlalu bagus.
Kembali ke soal meeting online yang kami lakukan. Hal yang menarik dan patut diacungi jempol dari teman-teman difabel Bantul ini adalah semangat mereka untuk mengikuti pelatihan secara online. Semangat mereka untuk maju.
Ketiadaan laptop atau android yang memadai serta koneksi internet yang buruk, tidak membuat mereka batal mengikuti kegiatan Training Monitoring Implementasi SDGs Berperspektif Disabilitas Tentang Infrastruktur. Mereka bersepakat untuk berkumpul di suatu tempat yang koneksi internetnya bagus. Mereka yang hp-nya tidak bisa akses Zoom, mengikuti training monitoring tersebut dari laptop yang dibawa salah seorang teman panitia yang memang sengaja datang untuk mendampingi mereka. Mereka berkumpul di 1 tempat dengan, tentu saja, berusaha memperhatikan protokol kesehatan.
Hal yang menyulitkan sekaligus menggelikan adalah pada saat sesi foto bersama. Lumayan susah agar mereka terlihat dalam 1 frame. Dilema antara untuk foto dan menerapkan physical distancing.
Lebih lanjut kehebohan pada saat sesi foto, bisa dilihat videonya
di sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar